Indeks
Budaya  

DPRD Jabar Dorong Integrasi Warisan Budaya Takbenda ke Kurikulum Sekolah

Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Buky Wibawa Karya Guna usai menghadiri Kegiatan Usik Penca Jawa Barat 2024, dalam rangka upaya pemajuan kebudayaan khususnya seni bela diri tradisional penca di Gedung Pusat Pencak Silat Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Sumedang. Selasa, (10/12/24).

Sumedang – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat mendorong dimasukkannya Warisan Budaya Takbenda (WBTb), termasuk seni bela diri penca, ke dalam kurikulum pendidikan dari tingkat SD hingga SMA sebagai upaya pelestarian budaya.

Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Buky Wibawa Karya Guna, menyampaikan hal tersebut saat menghadiri Kegiatan Usik Penca Jawa Barat 2024 di Gedung Pusat Pencak Silat Provinsi Jawa Barat, Sumedang. “Sudah lama saya bicara soal pentingnya Warisan Budaya Takbenda masuk kurikulum sekolah, seperti penca dan WBTb lainnya,” ujarnya.

Untuk menjaga kelestarian WBTb, Buky menekankan pentingnya pendaftaran dan dokumentasi yang komprehensif. Seluruh aliran penca dan WBTb lainnya perlu didokumentasikan dan didaftarkan ke kementerian terkait untuk mendapatkan pengakuan resmi, bahkan hingga level UNESCO.

“Sebuah produk Warisan Budaya Takbenda bisa hilang karena tak ada pengampunya. Namun, kita tidak boleh kehilangan dokumentasinya. Itulah mengapa produk Warisan Budaya Takbenda ini harus didaftarkan, diberkaskan, dan didokumentasikan ulang,” tegasnya.

Dukungan untuk Para Maestro

Salah satu tantangan utama dalam pelestarian WBTb adalah kurangnya perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan para maestro penca. Buky mengusulkan agar para maestro diberi peran resmi dalam mentransfer pengetahuan mereka kepada generasi muda melalui sanggar-sanggar dan sekolah.

“Para maestro ini layak mendapat gaji setara guru, mengingat peran mereka dalam mentransfer ilmu dan nilai-nilai budaya kepada generasi penerus,” jelasnya. Buky mengkhawatirkan hilangnya transmisi budaya jika tidak ada dukungan yang memadai untuk para maestro yang kebanyakan sudah berusia lanjut.

Dalam acara tersebut, Buky mengapresiasi partisipasi lintas generasi, mulai dari maestro senior hingga anak-anak. “Ini menjadi pondasi penting pembentukan karakter. Kita membutuhkan generasi muda dengan karakter yang dibentuk oleh nilai-nilai budaya kita, salah satunya melalui penca,” pungkasnya.

Exit mobile version