JAKARTA – Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) menyiapkan strategi kebangkitan menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2029 setelah mengalami keterpurukan elektoral pada Pemilu 2024. Partai yang dipimpin Oesman Sapta Odang (OSO) ini menargetkan berbagai langkah konsolidasi untuk meraih kembali kepercayaan pemilih.
Pada Pemilu 2024, Partai Hanura hanya meraih 1.094.588 suara atau 0,72 persen suara nasional, jauh di bawah ambang batas parlemen 4 persen. Hanura gagal masuk ke dalam delapan partai politik yang memperoleh kursi DPR untuk periode 2024-2029.
Pencapaian ini merupakan penurunan signifikan dibandingkan Pemilu 2019 ketika Hanura meraih 2.156.807 suara atau 1,56 persen suara nasional, meskipun juga tidak memperoleh kursi di DPR RI.
Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang menegaskan bahwa perjuangan menangkan Pemilu 2029 dimulai dari sekarang, sehingga partai dan kader-kadernya bisa melakukan evaluasi dan mengambil langkah terbaik untuk meraih kemenangan.
OSO terpilih kembali sebagai Ketua Umum untuk periode 2024-2029 dan menyatakan partainya terbuka untuk menerima kader baru dari partai lain secara sukarela.
Partai Hanura merencanakan Musyawarah Daerah (Musda) pada Mei hingga Juni, disertai dengan penyusunan 29 peraturan organisasi oleh Dewan Pimpinan Pusat untuk memastikan kelancaran mekanisme partai.
Di Sulawesi Selatan, Hanura menargetkan perekrutan besar-besaran kader baru dengan target 10.000 kader. Sementara di Jawa Timur, Hanura memasang target meraih lima kursi DPRD provinsi dan 62 kursi DPRD kabupaten/kota.
Sekretaris DPD Hanura Jawa Timur, Akhmad Nurkholis, mengusulkan agar penyelenggaraan Pemilu 2029 dan 2031 mulai mempertimbangkan penerapan sistem Digital Vote (E-Voting) serta penguatan regulasi melalui sistem Proporsional Tertutup.
Hanura menargetkan Jawa Timur sebagai wilayah prioritas untuk kebangkitan setelah gagal mengirimkan wakilnya ke Senayan pada Pemilu sebelumnya. Partai ini juga fokus merangkul generasi muda, khususnya Gen Z, sebagai basis pendukung baru.
Dengan waktu hampir empat tahun menjelang Pemilu 2029, Partai Hanura menghadapi tantangan berat untuk meningkatkan elektabilitas dari 0,72 persen menjadi minimal 4 persen agar dapat melewati ambang batas parlemen. Konsolidasi internal, perekrutan kader masif, dan penguatan di daerah menjadi kunci strategi partai berlambang hati merah ini.
Keberhasilan Hanura bangkit dari keterpurukan akan sangat bergantung pada konsistensi pelaksanaan program, kemampuan menarik simpati pemilih muda, dan efektivitas konsolidasi di tingkat akar rumput selama periode persiapan menuju Pemilu 2029.