Jangan Belok-Belokan Sejarah Pendiri Partai Hanura

Foto bersama jajaran pengurus Perhimpunan Kebangsaan, pendiri Partai Hanura, dan Ketua Umum Partai Hanura, Dr. Oesman Sapta, usai acara halal bihalal di Jakarta, 21 April 2025.

Gentanews.id – Dalam suasana penuh kekeluargaan, Perhimpunan Kebangsaan bersama para pendiri Partai Hanura menggelar acara halal bihalal yang berlangsung di Resto Munik, Matraman, Jakarta Pusat, pada Minggu (21/4). Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah pengurus Perhimpunan Kebangsaan (PK), tokoh senior, dan pendiri Partai Hanura. Hadir pula Ketua Umum Partai Hanura, Dr. Oesman Sapta Odang.

Acara dimulai dengan sambutan dari Ketua Umum Perhimpunan Kebangsaan, Bapak Halim Shahab, SH, MBA, yang menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran Ketua Umum Hanura dalam acara silaturahmi ini. Ia menegaskan pentingnya menjaga silaturahmi dan semangat kebangsaan di tengah dinamika politik nasional.

Panitia acara, Chaerul Saleh, SE, yang juga merupakan perwakilan keluarga dari almarhum Yus Usman Sumanegara—inisiator dan pendiri Perhimpunan Kebangsaan sekaligus tokoh utama dalam pendirian Partai Hanura—menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang hadir. Ia menekankan bahwa semangat pendirian partai ini harus terus dijaga dan diwariskan.

Dalam pidato penutupnya, Ketua Umum Partai Hanura, Dr. Oesman Sapta, menyampaikan penghormatan mendalam kepada almarhum Yus Usman Sumanegara. Ia menyebut Yus Usman sebagai sosok tulus yang berjasa besar dalam mendirikan dan membesarkan Partai Hanura. “Saya berada di sini karena perjuangan beliau,” ujarnya.

Oesman Sapta juga menegaskan pentingnya menjaga kemurnian sejarah berdirinya Partai Hanura. “Sejarah Partai Hanura ini jangan dibelok-belokan. Tanpa adanya Perhimpunan Kebangsaan, tidak akan lahir Partai Hanura,” tegasnya. Ia mengajak seluruh kader dan pengurus untuk menjaga marwah partai dan kembali pada cita-cita awal pendirian partai, yaitu mensejahterakan rakyat Indonesia.

Di akhir sambutannya, ia menambahkan, “Ketika Bapak-Ibu yakin atas kebenaran sejarah pendirian Partai Hanura, maka Bapak-Ibu punya tanggung jawab moral untuk meluruskannya. Biarkan saya yang menjadi terompetnya,” ujarnya dengan gaya khas yang disambut tawa hadirin.

Acara kemudian ditutup dengan sesi ramah tamah dan foto bersama, mencerminkan kehangatan dan persatuan para pejuang politik dari berbagai latar belakang.

 

Banner nwisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *