JAKARTA – Aksi massa bertajuk “#SelamatkanIndonesia” kembali digelar di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, pada Jumat (5/9/2025). Aksi ini menandai berakhirnya batas waktu pemenuhan “17+8 Tuntutan Rakyat: Transparansi, Reformasi, Empati” yang sebelumnya digaungkan dalam gelombang demonstrasi akhir Agustus lalu.
Aksi damai yang diinisiasi oleh Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) ini menuntut pemerintah dan DPR memenuhi 17 poin tuntutan mendesak dan delapan agenda reformasi jangka panjang. Dalam pernyataannya, BEM SI menegaskan bahwa gerakan ini lahir dari keresahan rakyat yang nyata.
“Menyelamatkan Indonesia bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama,” tulis BEM SI dalam seruan aksinya.
Tuntutan Menyeluruh untuk Berbagai Lembaga
Kedelapan belas tuntutan jangka pendek yang batas waktunya berakhir hari ini diarahkan kepada berbagai institusi negara:
Untuk Presiden Prabowo: Pembentukan tim investigasi independen untuk sejumlah kasus kekerasan dan penghentian keterlibatan TNI dalam pengamanan sipil.
Untuk DPR: Pembebasan demonstran yang ditahan, pengadilan bagi aparat pelaku kekerasan, dan penghentian kekerasan polisi.
Untuk Partai Politik: Pembekuan kenaikan gaji tunjangan DPR, transparansi anggaran, dan permintaan penyelidikan KPK terhadap harta anggota DPR.
Untuk Polri dan TNI: Penegakan disiplin internal, komitmen tidak memasuki ruang sipil, dan penegakan sanksi bagi anggota yang melecehkan aspirasi.
Untuk Kementerian Sektor Ekonomi: Jaminan upah layak bagi berbagai profesi, pencegahan PHK massal, dan dialog dengan serikat buruh.
Delapan Agenda Reformasi Jangka Panjang
Selain tuntutan mendesak, aksi juga mendorong delapan agenda reformasi sistemik dengan target pencapaian pada 2026. Agenda tersebut mencakup reformasi besar-besaran di tubuh DPR dan partai politik, reformasi perpajakan, pengesahan UU perampasan aset koruptor, reformasi kepolisian dan TNI, serta peninjauan ulang kebijakan ekonomi dan ketenagakerjaan.
Pengamanan Ketat dan Imbauan Lalu Lintas
Untuk mengantisipasi aksi, ratusan personel gabungan Polri dan TNI disiagakan di kawasan Senayan. Rekayasa lalu lintas也已 diterapkan, dengan pengalihan arus di Jalan Tentara Pelajar. Masyarakat diimbau menggunakan transportasi umum dan memantau informasi terkini untuk menghindari kemacetan.
Aksi ini merupakan kelanjutan dari gelombang demonstrasi yang menuntut akuntabilitas dan reformasi di berbagai lembaga negara, dengan fokus pada penegakan HAM dan perbaikan sistem demokrasi.