Chaerul, Hanura Bangkit Dengan Kekuatan AI dan Digitalisasi

Aeh Chairul Shaleh Pengurus DPP Hanura 2024-2029
Aeh Chairul Shaleh Pengurus DPP Hanura 2024-2029

JAKARTA, GENTANEWS.ID – Setelah gagal menembus ambang batas parlemen pada Pemilu 2019 dan kembali terpuruk di 2024, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) tidak tinggal diam. Pengurus DPP Hanura Aeh Chaerul Sholeh  membeberkan strategi kebangkitan partai dengan mengusung konsep revolusi digital.

Politisi asal Sukabumi ini menegaskan bahwa Hanura harus menggabungkan kekuatan organisasi tradisional dengan teknologi kecerdasan buatan (AI). “Kami ingin membangun partai modern yang benar-benar terhubung dengan aspirasi rakyat secara cepat dan tepat,” kata Chaerul kepada Gentanews.id.

Hanura pernah meraih 5,26 persen suara pada Pemilu 2014, sebelum diguncang konflik internal antara Oesman Sapta Odang (OSO) dan Daryatmo pada 2018. Kini, dengan kepengurusan yang sah sesuai Keputusan Menkumham Nomor M.HH-06.AH.11.03 Tahun 2024, OSO kembali memimpin Hanura periode 2024–2029.

Chairul menuturkan pihaknya menyiapkan empat strategi besar yang disebut Hanura 4.0, yaitu pertama penguatan Bappilu dengan war room digital, pemantauan real-time, dan respon cepat atas isu. Kedua revitalisasi OKK (Organisasi Kaderisasi dan Keanggotan).

Selanjutnya ketiga melalui database Kader Digital yang memuat profil lengkap kader, mulai dari kompetensi hingga potensi elektoral. Terakhir AI Campaign Engine, yakni analisis sentimen publik, personalisasi pesan kampanye, serta prediksi perilaku pemilih berbasis big data.

“Kalau kita bisa punya data yang rapi dan akurat, strategi politik bisa lebih presisi. Itulah yang kami lakukan,” terang Chaerul.

Pengamat politik dan kebijakan West Java Institute Abdul Holik menilai langkah ini perlu diiringi perubahan internal yang nyata. “Teknologi hanya alat. Politik itu soal kepercayaan publik. Hanura harus membuktikan diri di lapangan,” tuturnya.

Tantangan Hanura tidak sedikit. Selain trauma akibat konflik masa lalu, ada kendala dana untuk infrastruktur teknologi, juga resistensi dari kader lama. Namun, peluang masih terbuka karena meningkatnya peran digital dalam politik dan dominasi pemilih muda yang lebih responsif terhadap kampanye kreatif.

“PKS bisa mengombinasikan basis massa dan teknologi dengan baik. Hanura perlu mencontoh, tapi juga belajar dari kegagalan Partai Berkarya yang kurang membangun struktur kuat,” ujar kang Holik.

Target 2029
Hanura menargetkan 5–7 persen suara nasional pada Pemilu 2029. Target ini dinilai Chaerul realistis jika mesin partai dan teknologi berjalan beriringan.

“Hanura pernah mati suri di 2019. Sekarang, dengan teknologi, kami siap bangkit lagi,” tutup Chaerul penuh optimisme.

Banner nwisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *