Sistem Informasi Akuntansi Tidak Pro Pasien, Kenapa?

Pengalaman pasien Umum RS Nurhayati

Gentanews.id- Sistem informasi jantung vital dalam pelayanan sebuah lembaga. Baik buruknya pelayanan kepada konsumen dipengaruhi oleh bagaimana flow dari sistem informasi yang di gunakan. Kualitas layanan ini mempengaruhi bagaimana opini masyarakat yang menjadi konsumennya.

Rumah sakit sebagai lembaga layanan publik sudah pasti menggantungkan layanannya Pada sistem informasi dalam melayani pasien. Sistem mencatat tahapan-tahapan prosedur yang harus dijalan oleh calon pasien hingga mendapatkan layanan kesehatan yang diinginkan oleh pasien atau keluarga pasien.

Sistem infomasi akuntansi dibuat oleh institusi rumah sakit sesuai dengan visi, misi dan karakter lembaga bersangkutan. Oleh sebab itu, tidak ada keseragaman antara satu rumah sakit yang satu dengan yang lainnya.

Ada rumah sakit yang memilih mendahulukan pelayanan, sehingga pasien menjadi prioritas. Setiap pasien yang datang diobservasi dan ditangani terlebih dahulu oleh dokter dan memastikan ia bisa mendapatkan fasilitas yang diperlukan untuk kesembuhan dirinya.

Dalam tipe rumah sakit yang demikian, pengeluaran uang dimuka hanya seperlunya saja. pembayaran untuk fasilitas, obat dan tindakan dokter dibayar secara akumulatif saat masa perawatan selesai dilakukan.

Adapula rumah sakit menggunakan pendekatan uang. pasien baru akan mendapatkan fasilitas yang diperlukan setelah mereka mendapatkan deposit uang sebagai jaminan. Bahkan untuk obat sekalipun tidak bisa langsung digunakan oleh pasien sebelumnya biil atau tagihan obat dibayarkan terlebih dahulu.

Saya punya pengalaman mendapatkan pelayanan rumah sakit Nurhayati di garut. waktu itu saya menunggu dan mengurus pasien keluarga. Mertua laki-laki saya menderita kebocoran lambung, sehingga harus di operasi dan tempat yang dipilih melakukan operasi adalah rumah sakit Nurhayati Garut.

Tipe pelayanan sistem akuntansi rumah sakit ini termasuk dalam tipe mengedepankan pembayaran dimuka. Sehingga tindakan tidak bisa dilakukan hanya dengan adanya keluarga pasien dan kesanggupan untuk membayar biaya rumah sakit. Karena itu beberapa kali saya harus turun ke farmasi, menyerahkan obat, membayar ke kassa, kemudian menunggu obat di farmasi. Kemudian membawa obat dan menyerahkan kepada perawat, baru kemudian perawat melakukan tindakan pada pasien.

Dengan memilih tipe pelayanan diatas, rumah sakit Nurhayati terhindar dari kerugian material akibat gagal bayar keluarga pasien. Menurut penuturan pegawai rumah sakit tersebut peraturan flow pembayaran ini diberlakukan karena adanya kejadian-kejadian keluarga pasien yang tidak mampu membayar tagihan.

Terlepas dari minimnya resiko kerugian seperti contoh di atas, namun ada yang dirugikan oleh pemberlakukan sistem tersebut. Korbannya jelas sang pasien. pasien akan mengalami delay pelayanan, bisa dibayangkan bagaimana kalau pasien yang bersangkutan dalam kondisi kritis.

Sehingga berdampak pada makin menurunnya kesehatan korban akibat telat penanganan medis.

Sebagai bagian dari keluarga pasien, H. Aceng Roni Syahbana, SPd. M.Si.,AIFO turut mempertanyakan sistem yang dipilih oleh Rumah sakit Nurhayati. Pria yang menjabat pengurus harian DPD Partai Demokrat Jabar dan Anggota Komisi 5 (bidang kesehatan) DPRD Jabar 2009-2014 berharap RS Nurhayati mempunyai flow pelayanan yang lebih pro pasien.

Rumah sakit lain biasanya mempunyai flow yang lebih baik. Sistem informasi akuntansi nya mengedepankan pelayanan pasien terlebih dulu. Pembayaran dilakukan setelah pasien sudah sembuh dan hendak pulang ke rumahnya masing-masing. Dengan sistem ini ada resiko dalam soal keuangan, namun lebih manusiawi dan lebih mengedepankan aspek pelayanan universal kepada sesama umat manusia.

Banner nwisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *