Kinerja Kang Emil Dikritik Keras: Hanya Prestasi Semu?

Gentanews.id | Bandung – Pemberhentian Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, yang akrab disapa Kang Emil, karena masa jabatannya yang habis telah memicu sorotan tajam dari Ujang Fahpulwaton atau yang biasa dipanggil kang UF, Caleg DPRD Provinsi Jaba dapil Sukabumi dari Partai NasDem. Kritik pedas Ujang Fahpulwaton atas jejak kinerja Kang Emil selama periode 2018-2023 ia gambarkan sebagai prestasi semu.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat mengumumkan penghentian Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat pada Selasa, 1 Agustus 2023. Kang Emil merespons dengan mengungkapkan permohonan maaf atas segala kekurangan selama masa kepemimpinannya dan menegaskan bahwa dirinya telah bekerja keras.

Namun, Ujang Fahpulwaton dari Partai NasDem menyoroti esensi dari pencapaian yang diumumkan oleh Kang Emil. Pencapaian berupa lebih dari 541 penghargaan dinilai oleh UF hanya sebagai tanda kecil dari kinerja sebenarnya. UF menegaskan bahwa penghargaan seharusnya diikuti oleh perubahan positif yang nyata bagi masyarakat, termasuk peningkatan kualitas hidup dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Meskipun Kang Emil menyoroti prestasi dalam bidang reformasi birokrasi, Ujang Fahpulwaton meragukan dampak konkret dari reformasi tersebut. UF menekankan perlunya pengembangan pelayanan publik yang lebih baik sebagai hasil nyata dari perubahan birokrasi, bukan hanya perubahan formalitas semata.

Salah satu aspek paling kritis adalah evaluasi atas Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Barat selama masa kepemimpinan Kang Emil. Faktor-faktor seperti pendidikan, kesehatan, dan daya beli masyarakat dianggap sebagai ukuran penting kesuksesan sebuah kepemimpinan. UF mencatat bahwa kendati terdapat sejumlah prestasi, capaian di sektor-sektor ini masih terbilang belum memadai.

Reaksi Kang Emil terhadap demonstrasi dan protes dari masyarakat juga menjadi sorotan kritis. Bagian dari tanggapan ini dianggap oleh Ujang Fahpulwaton ( UF ) sebagai tidak memadai, dan dianggap mencerminkan adanya ketidakpuasan nyata dari masyarakat terhadap arah kebijakan dan tindakan pemerintahannya.

Banner nwisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *