Istilah ‘fufufu’ mendadak menjadi viral dan ramai dibicarakan di media sosial. Fenomena ini berawal dari munculnya akun Kaskus dengan nama Fufufafa, yang diduga merupakan alter ego dari seorang politikus terkenal Indonesia. Meskipun klaim ini belum terbukti, perhatian publik langsung tertuju pada kata yang terdengar asing tersebut.
Tidak seperti kata-kata umum yang sering digunakan, istilah ‘fufufu’ tidak memiliki makna khusus dalam bahasa Indonesia. Lantas, apa sebenarnya arti dari ‘fufufu’?
Dilansir dari berbagai sumber, istilah ‘fufufu’ sering digunakan untuk menggambarkan ekspresi tawa. Namun, tawa ini bukan sembarang tawa. Istilah ini merujuk pada tawa yang ditahan atau bahkan tawa sinis, mirip dengan sindiran yang biasa ditemukan dalam budaya anime Jepang. Jika “hahaha” adalah tawa lepas, maka “fufufu” lebih menyerupai tawa mengejek atau nyinyir.
Penggunaan kata ini sebenarnya bukan hal baru. Istilah ‘fufufu’ sering muncul dalam dialog anime ketika karakter tertentu tertawa saat menyindir atau merendahkan seseorang. Hal ini membuat istilah tersebut menjadi populer di kalangan netizen yang gemar menonton anime.
Media sosial memang dikenal sebagai tempat lahirnya berbagai istilah baru yang digunakan sehari-hari. Selain ‘fufufu’, masih ada banyak istilah lain yang menggambarkan tawa dalam bentuk teks, seperti ‘hahaha’, ‘wkwkwk’, ‘hehehe’, dan ‘xixixi’.
Kehebohan istilah ‘fufufu’ ini menunjukkan betapa cepatnya budaya digital berkembang, menciptakan tren baru yang tidak terduga di dunia maya. Jadi, jika Anda melihat seseorang menuliskan ‘fufufu’ di media sosial, kini Anda tahu bahwa mereka mungkin sedang tertawa sinis atau menyindir dengan cara yang halus.
Fenomena ini juga mengingatkan kita bahwa bahasa dan ekspresi dalam media digital terus berubah seiring waktu, dipengaruhi oleh budaya populer, termasuk anime dan tren internet global.