Bandung – Dalam upaya untuk meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Jawa Barat (Jabar), Irfan Suryanagara, seorang ahli ekonomi, menekankan pentingnya penyertaan modal yang cukup kepada BUMD di wilayah tersebut. Ia berpendapat bahwa dengan memberikan modal yang memadai, BUMD dapat mewujudkan potensi maksimal mereka dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Jabar.
Namun, Irfan menekankan perlunya kehati-hatian dalam penyertaan modal ini, serta melalui pertimbangan yang matang. Hal ini penting agar pemprov Jabar dapat memperoleh dividen yang diharapkan dari investasi tersebut. Ia menekankan bahwa keputusan penyertaan modal harus didasarkan pada analisis mendalam dan evaluasi yang cermat terhadap potensi pertumbuhan BUMD.
Saat ini, terdapat 41 BUMD di Jabar, baik dalam sektor keuangan maupun non-keuangan, dengan jumlah penyertaan modal melebihi angka 7 triliun rupiah. Dalam periode tertentu, BUMD tersebut berhasil menghasilkan dividen sekitar 5 triliun rupiah.
Salah satu BUMD terbesar di Jabar adalah Bank bjb, yang juga menyumbangkan dividen terbesar bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov). Irfan menyoroti pentingnya mendorong BUMD Jabar lainnya agar dapat sejajar dengan Bank bjb dalam mencapai kinerja yang optimal. Dengan demikian, BUMD Jabar secara keseluruhan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah.
Irfan Suryanagara juga menambahkan bahwa pemprov Jabar perlu memperhatikan aspek pengelolaan dan pengawasan terkait penyertaan modal ini. Langkah-langkah transparansi dan akuntabilitas harus diterapkan untuk memastikan bahwa dana yang disalurkan memberikan manfaat maksimal bagi BUMD dan perekonomian Jabar secara keseluruhan.
Diharapkan dengan adanya penyertaan modal yang tepat dan manajemen yang efektif, BUMD di Jabar dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Keberhasilan ini akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Jabar serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
