Akhir-akhir ini, sebuah video viral menunjukkan seorang warga bergelantungan di jembatan miring yang nyaris putus di Sukabumi, Jawa Barat. Jembatan yang hampir putus ini rusak akibat terjangan banjir dari luapan air sungai pada akhir Juni lalu. Meski demikian, jembatan penghubung antar kecamatan ini masih digunakan oleh warga, termasuk pelajar, guru, pekerja, dan petani.
Salah satunya adalah Leni, seorang tenaga pengajar di salah satu SD milik pemerintah. Menurut Leni, dirinya sering menggunakan jembatan tersebut untuk menghemat waktu, meski harus bertaruh nyawa. “Saya sudah terbiasa menggunakan jembatan tersebut bahkan jauh sebelum jembatan dibuat permanen. Dulu jembatan masih terbuat dari bambu seadanya,” ujar Leni. Dia berharap jembatan rusak tersebut segera mendapatkan perhatian pemerintah untuk diperbaiki.
Pemerintah daerah, melalui Forkompimcam dan pemerintah desa, mengimbau masyarakat untuk sementara waktu menggunakan jembatan lain yang lebih aman guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Jembatan tersebut membentang di atas Sungai Cikaso dan menghubungkan Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong, dengan Desa Bantarpanjang, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi.
Pemerintah Kabupaten Sukabumi menanggapi isu jembatan miring ini yang viral karena kondisinya tidak layak pakai. Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kabupaten Sukabumi, Lukman Sudrajat, menyatakan pihaknya telah melaporkan masalah ini kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi. Ia memastikan bahwa jembatan sepanjang 65 meter tersebut akan menjadi prioritas untuk dibangun kembali.
Lukman menegaskan bahwa jembatan ini harus dibangun dari nol karena kondisinya yang tidak memungkinkan untuk perbaikan. “Insha Allah, minggu ketiga Oktober 2024, jembatan ini pasti diprioritaskan dan kami dorong masuk ke program prioritas perubahan anggaran,” katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena, juga menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Sukabumi telah memprioritaskan pembangunan jembatan gantung yang rusak, menghubungkan Kampung Cigirang, Desa Neglasari, dengan Jampangtengah. “Jembatan ini memang telah menjadi prioritas pemda untuk dibangun kembali. Semua proses assessment telah dilakukan. Kami akan segera membangun kembali,” ujarnya pada Rabu, 24 Juli 2024.
Deden menambahkan bahwa pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin untuk memproses pembangunan jembatan yang rusak. “Ini telah menjadi prioritas dan akan secepatnya kita bangun. Semua ini demi pulihnya aktivitas masyarakat. Kami pun mohon doa restu masyarakat untuk kelancaran pembangunan jembatan,” tegasnya.
Direktur Eksekutif UF Center, H. Ujang Fahpulwaton, melalui sambungan telepon, menyampaikan simpatinya kepada warga yang terdampak kerusakan jembatan penghubung tersebut. Dia menyatakan bahwa pemerintah bersama DPRD Kabupaten Sukabumi harus melakukan akselerasi agar pembangunan jembatan dapat segera dilakukan.
“Saya turut bersimpati atas musibah rusaknya jembatan penghubung di Cikaso. Kita semua menyaksikan bahwa pemerintah baru akan melakukan penganggaran melalui Anggaran Perubahan. Di sisi lain, DPRD Kabupaten Sukabumi baru dilantik, pasti ada transisi dan membutuhkan waktu penyesuaian, belum lagi anggaran besar yang juga perlu mendapatkan supervisi dari Pemerintah Provinsi. Jelas ini akan menghambat realisasi pembangunan. Oleh karena itu, bagi DPRD Kabupaten Sukabumi yang baru dilantik, agar tidak lama-lama menyesuaikan diri dengan sistem yang ada, harus langsung kerja dan gaspol,” tutur mantan anggota DPRD Provinsi Jawa Barat.